HEADLINE NEWS

Pembangunan Infrastruktur Kesehatan Menjadi Skala Prioritas, Walaupun Pertumbuhan Ekonomi 7%

Pembangunan Infrastruktur Kesehatan Menjadi Skala Prioritas, Walaupun Pertumbuhan Ekonomi 7%

Langkah-Langkah Ku Mengikuti Hembusan Angin Menuju Kursi BPJSK

Oleh : Armayani Rusli

(Direktur RSUD Ir Soekarno Bangka Belitung)

Bangka Belitung – Sebuah diskusi di salah satu televisi swasta menyebutkan Indonesia butuh pertumbuhan ekonomi tujuh persen untuk menarik lebih banyak investor.

Ini memang terdengar berat. Apalagi target lima persen saja sudah tergerus pandemi Covid-19.

Tapi saya tidak akan mengulas soal itu. Saya hanya ingin bercerita tentang pembangunan yang terus berjalan di Kepulauan Bangka Belitung.

Saya melihatnya dari perspektif bidang kesehatan. Sesuai kapasitas saya sebagai direktur RSUD Ir Soekarno di Bumi Serumpun Sebalai.

Pada penghujung tahun ini. Ada dua proyek infrastruktur yang sedang berjalan. Proyek itu dibangun di lingkungan RSUD Ir Soekarno.

Pertama proyek pembangunan Gedung C. Sebelumnya bangunan ini mangkrak. Setelah pembangunan ini selesai, Gedung C akan menjadi pusat layanan emergency atau instalasi gawat darurat. Beberapa klinik pendukung akan ditempatkan di gedung tersebut.

Kemudian kedua, rumah sakit karantina. Rumah sakit ini dibuat khusus untuk pasien yang terkena infeksi. Seperti pasien positif Covid-19.

Rumah sakit karantina memiliki kapasitas 100 tempat tidur.

Sebanyak 25 tempat tidur bagi pasien kronis dan 75 tempat tidur bagi pasien yang masih tahap observasi.

Baik Gedung C maupun rumah sakit karantina ditargetkan rampung pada akhir tahun. Proyek bernilai puluhan miliar tersebut akan melengkapi sarana dan prasarana kesehatan yang sudah ada. Ini sekaligus memperkuat kemandirian Kepulauan Bangka Belitung dalam layanan kesehatan.

Sebagai provinsi dengan bentangan geografis kepulauan, kelengkapan sarana dan prasarana mutlak diperlukan. Terutama yang berkaitan dengan kesehatan.

Pembangunan rumah sakit karantina jangan pula menimbulkan sikap pesimis. Bahwa pandemi Covid-19 ini tidak akan pernah berakhir. Sehingga dibuatlah bangunan permanen untuk menampung orang-orang yang terpapar.

Tentu saja bukan seperti itu pemahamannya. Justru rumah sakit karantina dibangun untuk upaya penanggulangan pandemi.

Semakin baik langkah penanggulangan yang dilakukan, maka pandemi akan semakin cepat berakhir.

Ini juga harus didukung disiplin masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.

Setelah pandemi Covid-19 berakhir, rumah sakit karantina akan difungsikan untuk penyakit menular lainnya. Misal, TBC, malaria, HIV dan lain sebagainya.

Pembangunan sektor kesehatan ini tentunya tidak muncul begitu saja. Ada komunikasi yang intens antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat.

Dari komunikasi tersebut lahirlah program pembangunan. Tentunya tetap memerhatikan skala prioritas. Mana yang paling bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat. Itu yang akan digulirkan.

Sebab itu, kita bersama di Kepulauan Bangka Belitung perlu bersyukur. Banyak pembangunan nasional yang direalisasikan di daerah ini.

Sebagai contoh, untuk rumah sakit karantina, tidak semua provinsi yang mendapatkannya. Meskipun provinsi tersebut lebih banyak penduduknya dari Kepulauan Bangka Belitung.

Tercatat baru tujuh rumah sakit karantina se-Indonesia yang dibangun dalam momen pandemi. Yakni di Lamongan, Pulau Galang (Kepri), Aceh, Menado, Makassar, Papua Barat dan Bangka. Pembangunan yang terus berjalan akan menjadi instrumen berputarnya roda perekonomian.

Jadi jangan terlalu dipusingkan dengan isu pertumbuhan ekonomi.

Mengingat kembali nasehat, di mana ada niat di situ ada jalan.

Selagi kita berikhtiar dan terus berdoa pada Yang Maha Kuasa, yakinlah kehidupan itu akan selalu ada.(*)

Sign up for a newsletter today!

Want the best of NewsyFeed Posts in your inbox?

You can unsubscribe at any time

Related Posts

1 of 256

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *