Sumber Redaksi : Kalau penyimpangan dilakukan atas nama dana yayasan, dapat dipastikan pelakunya ditunggu oleh penjara.
Pangkalpinang —- Akan datang suatu masa pada umat manusia, mereka tidak lagi peduli dengan cara untuk mendapatkan harta, apakah melalui cara yang halal ataukah dengan cara yang haram.” (HR Al-Bukhari), demikian hadis Nabi Muhammad Saw mengatakan 1400 tahun yang lalu, Sabtu 6 Mei 2023.
Meski sudah diberi rambu-rambu oleh Baginda Nabi, namun masih saja manusia-manusia yang serakah akan harta dunia dengan segala tipu muslihat berusaha memenuhi syahwatnya akan harta.
Seperti yang terjadi dalam proses pembangunan Masjid Thoriqul Jannah di Kacang Pedang Pangkalpinang. Alih-alih bisa beribadah dengan nyaman serta jadi kebanggaan warga setempat, jamaah masjid malah disajikan suasana runyam.
“Sudah berlangsung dua tahun lebih pak, masjid belum juga rampung. Belum lagi kalau kebetulan hari hujan, habis pak jamaah baris ketiga pasti menyingkir karena bocor dari atap masjid cukup besar mengguyur jamaah yang berada di bawahnya,” sungut Edy Mulyono seorang Tokoh Masyarakat setempat pada media di Sabtu sore.
Edy bilang, sebenarnya warga sekitar sangat mengharapkan selesainya pembangunan masjid yang sudah menelan pagu dana sebesar 3,2 miliar rupiah. Plus sumbangan dari warga berupa material seperti kayu, ubin keramik, rangka baja, besi cor, dan semen. Selain itu, warga juga sangat tahu, bahwa yang menjadi ketua panitia pembangunan masjid adalah seorang polisi aktif berpangkat Komisaris Polisi dan bertugas di Polres Pangkalpinang, jadi mereka saat ini cuma meminta kesediaan jajaran panitia menjelaskan soal aliran dana.
“Singkat cerita, kami sekarang ingin meminta pertanggungjawaban dari ketua panitia pembangunan masjid Junaidi. Juga kontraktor yang keliatan sekali mata duitan. Masa kalau ada perbaikan yang berlangsung mereka seenaknya saja kasih charge ke warga. Misal ubin dan pintu kemarin. Bapak juga bisa lihat sendiri sebagian jendela masjid masih ditutup oleh kayu triplek, bikin malu saja,” imbuhnya.
Disaat yang sama, seorang jamaah mantan Kades di kabupaten Bangka Barat, Bambang dengan intonasi yang tinggi membeberkan fakta-fakta baik berupa indikasi penyimpangan keuangan, lalai dalam perjanjian serta dugaan penyelewengan terstruktur yang dilakukan.
“Saya ini mencatat loh pak tiap ikut rapat soal masjid. Karena saya biasa bekerja seperti itu, ada semua disini. Soal komitmen awal kontraktor mengenai RAB sebesar 2,714 800 000, dimana kontraktor menyebutkan bahwa komit dengan angka tersebut tapi pada kenyataannya malah sebaliknya. Yang kedua, dalam catatan saya banyak pelanggaran yang dilakukan oleh kontraktot dan seolah-olah dibiarkan oleh panitia. Contohnya adalah soal MoU yang tidak pernah ada, itu kalau kalian pernah kerjakan proyek hal seperti itu kan jelas diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1313,” terang Bambang.
Asal tahu saja, yayasan Thoriqul Jannah di kawasan Kacang Pedang hampir tiga tahun yang lalu sepakat untuk membangun masjid bagi warga sekitar agar dapat beribadah dengan aman, tenang dan nyaman. Seiring perjalanan waktu, biaya pembangunan masjid yang semula berada dalam kisaran angka 2,7 M lebih lambat laun membengkak hingga saat ini sudah menyentuh angka 3,2 M.
Sebuah angka yang cukup fantastis untuk masjid yang dibangun secara swadaya masyarakat, sumbangan pihak ketiga dan lainnya. Kejanggalan proses pembangunan masjid Thoriqul Jannah ini mulai diendus aroma tidak beres, sewaktu beberapa kali warga memergoki adanya pengangkutan barang material sumbangan jamaah justru diangkut kembali ke tujuan yang tidak diketahui.
Seorang sumber redaksi yang Sabtu sore tadi berbincang-bincang santai di teras belakang masjid, dengan berbisik mengatakan pada wartawan. Infonya material tadi justru diselewengkan ke salah satu oknum panitia pembangunan masjid. “Ada di daerah Balun Ijuk bang, waah pokoknya mewah sekali itu bangunan mirip villa punya pejabat. Malah sewaktu saya iseng-iseng bilang ke anggota panitia soal villa tadi malamnya saya ditawarkan sejumlah uang oleh adik dari oknum tersebut tapi saya tolak karena sudah pasti tidak benar,” ungkap sumber.
Selain itu, rapat antara jamaah masjid Thoriqul Jannah dengan panitia pembangunan masjid yang beragendakan pertanggungjawaban RAB senilai 2,7M tadi selain berlangsung alot, juga diwarnai dengan beberapa kali silang interupsi dari jamaah masjid. Diperparah lagi dengan sikap acuh tak acuh yang ditunjukkan oleh ketua panitia, Junaidi ketika menjawab pertanyaan jamaah.
“Pokoknya ya pak, kami warga masjid Thoriqul Jannah ini dengan tegas menghentikan sementara dulu proses pembangunan serta pemungutan dana bantuan masjid. Hal ini berlaku sampai panitia yang sekarang bisa mempertanggungjawabkan isi RAB yang sesuai dengan progres pembangungan masjid,” tegas Edy Mulyono.
Sampai berita ini tayang, media sudah berupaya melakukan wawancara doorstop pada pihak kontraktor. Sewaktu ditunggu di pintu keluar masjid, media kecolongan karena kontraktor rupanya sudah tak ada lagi didalam masjid. Namun begitu, akan terus diupayakan agar kebenaran isu atau rumors soal penyelewengan dana pembangunan dalam pemberitaan bisa berimbang. (REDLIMA)