HEADLINE NEWS

Cerita Mistis Dibalik Robohnya Proyek Pembangunan Jembatan Air Kerabut Dan Kemunculan Buaya Berukuran Besar

Cerita Mistis Dibalik Robohnya Proyek Pembangunan Jembatan Air Kerabut Dan Kemunculan Buaya Berukuran Besar

Pangkalpinang – Dibalik ambruknya Proyek Pembangunan Jembatan Air Kerabut (Jerambah Gantung) bersumber dana APBD Tahun Anggaran 2020 dengan nilai pagu dana Rp 25,9 Miliar yang dilaksanakan oleh PT Karya Mulai Nugraha, ada cerita mistis yang sempat diceritakan oleh salah satu warga Kelurahan Jerambah Gantung Kota Pangkalpinang.

Kepada Jurnalis Babel, Nanda (45) warga kelurahan Jerambah Gantung menuturkan ceritanya, bahwa sebelum ambruknya proyek pembangunan jembatan Air Kerabut, selama tiga hari berturut-turut ia mengaku sempat melihat seekor buaya yang sangat besar menampakkan badannya dan hilir mudik beberapa kali melintas dibawah bangunan kontruksi jembatan.

” Sebelum jembatan itu roboh, ku melihat sendiri buaya besar kurang lebih berukuran 7-8 meter nimbul dipermukaan air, dan beberapa kali bolak-balik dibawah bangunan jembatan seperti mau menunjukkan aksinya, kemunculannya kadang di pagi hari, dan sore saat mau maghrib, ” Tutur Nanda saat bertemu dengan Jurnalis Babel di lokasi ambruknya jembatan tersebut, Sabtu pagi (17/10/2020).

Dituturnya, sebelum satu jam jembatan tersebut ambruk/roboh ia mengaku sempat mendengar suara mengerem sedikit mengaung dipermukaan air.

” Sumber suara tersebut terdengar persis dibawah jembatan dan kemudian terlihat permukaan air seperti bergemuruh, kemudian saya pun cepat-cepat pergi dari situ, dan dalam hati saya bergumam semoga bukan pertanda buruk, ” Tutur Nanda.

Lanjutnya, sekira pukul 19.00 wib (Jum’at,16/10/2020), terdengar suara detuman dan gemuruh yang cukup keras disertai getaran, dan tak lama setelah itu dilihatnya ternyata proyek jembatan sedang dibangun ambruk/roboh.

Selain Nanda, penampakan kemunculan buaya berukuran besar, juga sempat dilihat oleh seorang pekerja/buruh proyek pembangunan jembatan Air Kerabut, namun ia tidak bersedia untuk ditulis namanya, dikarenakan takut dikata syirik, selain itu menurutnya tidak semua orang percaya ambruknya jembatan dikaitkan dengan penampakan buaya.

” Walaupun di kampung saya, masih percaya bahwa penampakan buaya yang ukuran besar ada pertanda yang tidak baik dengan apa yang sedang kita kerja, dan bisa saja kehadiran kita telah mengusik mereka, apalagi kita tidak permisi kepada yang berkuasa di air, ” Kata buruh pekerja proyek jembatan Air Kerabut.

Sementara itu, Amin (60) warga jalan Selindung Baru menanggapi ambruknya jembatan tersebut, bahwa orang yang terlibat dalam proyek pembangunan jembatan Air Kerabut dinilainya tidak/kurang peka memahami kearifan lokal dan adat istiadat yang ada didaerah tersebut.

” Pembangunan apapun, apalagi jembatan, sebelum penanaman pondasi, ya harusnya adakan do’a selamat dengan mengundang anak yatim dan tokoh adat/agama disekitarnya untuk minta dido’akan agar dijauhin musibah, dan salah satu kearifan lokal kita disini sebelum melakukan pekerjaannya lebih baik didahului dengan bersedekahlah kepada warga setempat, ” ungkap Amin yang mengaku didaerah sungai Jerambah Gantung tempatnya memancing udang satang.

Area aliran sungai jerambah gantung terlihat tepian sepanjang kiri dan kanan dipenuhi hutan bakau yang lebat dan banyak ditemui udang satang (udang yang memiliki jepit seperti kepiting), sehingga warga setempat tidak heran jika banyak dihuni jenis buaya.

Selain itu, menurut cerita yang didengar dari orang-orang lama yang tinggal didaerah aliran sungai Jerambah Gantung,

konon katanya daerah tersebut dihuni oleh siluman buaya putih, warga setempat menyebut dengan nama ‘Siti’. Siti sebutan untuk buaya putih yang dipercayai yang menguasai daerah aliran sungai Jerambah Gantung. Walaupun belum pernah terjadi ada warga yang menjadi  korban  diterkam oleh buaya  di sungai tersebut, baik saat warga sedang mandi maupun memancing,

Namun mistis akan keangkeran di sungai Jerambah Gantung, sempat terdengar meminta korban selalu berjenis laki-laki, menurut penerawangan paranormal korban yang meninggal saat itu dianggap tidak wajar, lantaran kematian disebabkan korban mendengar bisingkan ghaib dari penghuni sungai Jerambah Gantung untuk mengajak korban melakukan bunuh diri dengan menceburkan dirinya ke dalam sungai Jerambah Gantung.

Proyek pembangunan jembatan Air Kerabut oleh Pemerintah Kota Pangkalpinang untuk mengganti Jerambah Gantung yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1938.

Dulunya masyarakat menyebutkannya Jerambah Gantung bukan Jembatan Gantung, dibangun oleh Belanda tahun 1938 menggunakan seling baja dan kurang lebih lebarnya 1,5 meter, beralas beberapa kepingan papan dan hanya bisa dilewati penjalan kaki dan sepeda motor saja.

Pembangunan Jerambah gantung oleh Belanda saat itu hanya untuk digunakan sebagai sarana akses jalan pekerjaan pemeliharaan jaringan len listrik bertegangan tinggi. (Red-03)

Sign up for a newsletter today!

Want the best of NewsyFeed Posts in your inbox?

You can unsubscribe at any time

Related Posts

1 of 250

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *